Menumbuhkan Jiwa Kepeloporan

===========

وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًا مِّمَّنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَّاتَّبَعَ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًاۗ وَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih lbrahim menjadi kesayangan-Nya.” (QS An-Nisa: 125).

Nabi Ibrahim & disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 69 kali. Keutamaannya sebagai manusia pilihan di sisi Allah & sehingga digelari khalilullah (kekasih Allah). Dari lbrahim lahir para nabi dan rasul pilihan, sehingga beliau juga digelari Bapaknya Para Nabi.

 Profil |brahim as dijadikan Al-Qur’an sebagai contoh keteladanan bagi umat manusia. Teladan utama adalah dalam aspek ketauhidan, ketaatan kepada Allah & dan keteguhanhan dalam menentang kemungkaran.

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ

اِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ اِنَّا بُرَءٰۤؤُا مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِۖ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاۤءُ اَبَدًا حَتّٰى تُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَحْدَهٗٓ اِلَّا قَوْلَ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ لَاَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَآ اَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَاِلَيْكَ اَنَبْنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ”

Sesungguhnya telah ada suri Tauladan yang baik pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia,..” (OS AL Mumtahanah: 4).

 Ada beberapa teladan lain dari Nabi lbrahim, yang dapat kita gali:

 #1. Kualitas seorang individu yang setara dengan ummat.

 Pada ayat qs.an- Nahal 120 – 122, Al-Qur’an menyebut keadaan Nabi lbrahim as sebagai umat, untuk menunjukkan level kualitas seorang ibrahim as. Dalam Tafsir Al-Munir dijelaskan bahwa disebut sebagai umat karena memiliki kombinasi kebaikan dan ketaatan yang setara dengan gabungan satu umat.

Hampir tidak mungkin ditemukan dalam satu individu. Kualitas tersebut tercermin pada QS An-Nahl ayat 120-122, yaitu:

a. Senantiasa taat kepada Allah

b. Hanif, selalu cenderung kepada kebaikan.

c Tidak pernah menyekutukan Allah swt

d. Senantiasa bersyukur atas karunia Allah d5.

e.Dipillh sebagai nabi.

f.Dijadikan pemimpin bagi seluruh manusia.

g. Diberikan balasan kebaikan di dunia dan dicintai oleh semua umat manusia, yaitu bagi kaum Muslim, umat Yahudi, dan Nasrani.

h. Di akhirat termasuk pada golongan orang-orang shaleh.

(QS Asy-Syu’ara:83).

#2. Semangat pewarisan dan mencetak generasi shalih.

 Al-Qur’an mengajarkan kepada kita beberapa doa yang diucapkan oleh Nabi lbrahim as. Salah satunya adalah doa agar anak cucunya juga dipilih oleh Allah swt sebagai pemimpin bagi umat manusia dan dihadirkan di tengah-tengah keturunan mereka seorang rasul dari kalangan mereka yang akan membimbing mereka dalam beribadah kepada Allah swt 

۞ وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًاۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ ۝١

 “Dan (ingatlah), ketika lbrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Alah) berfirman, ‘Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, ‘Dan (iuga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”” (QS Al-Baqarah: 124).

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَاۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ۝١٢٨ 

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيْهِمْۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُࣖ ۝١ 

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu. Dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan (ibadah) haji kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

Ya Tuhan kami, utuslah ditengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat- ayat-Mu, dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan mensucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (QS Al-Baqarah: 128-129).

Nabi Ibrahim as memahami bahwa risalah ini hanya akan berlanjut dengan adanya pewaris yang meneruskan dakwah yang sudah beliau jalani. Maka beliau pun mengajukan permohonannya kepada Allah & agar risalah dan peran kepemimpinan ini berlanjut kepada anak keturunannya.

Doa Nabi Ibrahim as tersebut mengajarkan kita tentang pentingnya menyiapkan generasi yang shalih dari keturunan-keturunan kita. Dan menjadi sebuah keutamaan apabila keturunan kita menjadi pemimpin umat ataupun bagian dari pembawa risalah dakwah. Hal ini perlu ditanamkan untuk menjadi visi setiap orang tua Muslim dalam mendidik anak cucu dan keturunannya.

Kita bisa korelasikan dengan kisah lain di surah Al-Kahfi, dimana Nabi Khidr as juga mengajarkan hal yang sama kepada Nabi Musa. Keturunan yang buruk akan memberikan mudharat tidak hanya kepada dirinya dan masyarakat disekitarnya, tapi juga kepada kedua orang tuanya, kakek nenek serta leluhurnya.

Keburukan yang dilakukan oleh anak cucunya akan menutup nasab dan sifat baik yang sudah diwariskan turun-temurun. Sebaliknya, keturunan yang shalih akan menjadi satu dari beberapa amal dan keberkahan yang tidak akan putus walaupun sudah meninggal.

#3. Perhatian kepada keamanan dan kemakmuran masyarakat. Kita kembali pada momen, ketika Nabi lbrahim as diminta meninggalkan anak dan istrinya di lembah Bakkah (Makkah). Saat itu Makkah hanyalah padang tandus tanpa ada air dan kehidupan sama sekali.

 Karena ketaatannya kepada Allah swt Nabi lbrahim as tetap meninggalkan keduanya. Nabi Ibrahim as memohon kepada Allah swt agar diberikan negeri yang aman dan makmur.

Doa tersebut dikabulkan Allah swt & hingga Makkah menjadi kota yang kita kenal saat ini. Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS lbrahim: 37)

Dan (ingatlah), ketika I|brahim berdoa, ‘Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu diantara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,’ Dia (Allah) berfirman, ‘Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali’.” (QS Al-Baqarah: 126).

Yang menarik, meskipun pada saat itu perasaan berat dipikul oleh Ibrahim as dikarenakan harus meninggalkan anak dan istrinya di tempat yang gersang dan asing, doa yang dipanjatkannya menggambarkan visi dan optimisme terhadap munculnya sebuah pusat peradaban di tempat tersebut. “Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka menjadikan Makkah sebagai kota yang senantiasa hidup.

Visi Nabi Ibrahim as terhadap kemajuan sebuah peradaban juga digambarkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 126. Baladan aminan (kedaulatan dan keamanan) dan warzuq ahlahu minats tsamaraat (kekayaan alam dan kesejahteraan) adalah dua hal mendasar yang harus diperhatikan untuk menopang peradaban suatu negeri.

#Kedua poin tersebut, yang dijabarkan oleh pendiri bangsa kita, menjadi dasar-dasar konstitusi negara ini, seperti tergambar pada Pembukaan UUD 1945: 

1. Menolak penjajahan dan menjunjung tinggi hak kemerdekaan

2. Melindungi segenap bangsa dan keturunan

3. Memajukan kesejahteraan umum

4. Mencerdaskan kehidupan bangsa

5. Menjaga perdamaian dunia

===

*AbahQueenfaz ‘Ilmi@2024