MENGAMBIL IBRAH DARI AYAT AL-QURAN
بسم الله الرحمن الرحيم
#SURAT AL – ANFAL : AYAT 1-4.
=========================
Akhir ayat Surah al-A’raf [7] berbicara tentang mereka yang didekatkan di sisi Allah swt. Ayat-ayat berikut menguraikan sekelumit dari kisah dan sifat sebagian mereka yang didekatkan Allah swt. ke sisi-Nya. Mereka adalah pejuang-pejuang Muslim yang berhasil dengan bantuan Allah swt. mengalahkan kaum musyrik dalam Perang Badar.
Setelah selesainya peperangan itu dengan hasil gemilang dan perolehan rampasan perang yang cukup banyak, mereka tidak mengetahui bagaimana pembagiannya. Bahkan kelihatannya mereka bertengkar dan berselisih menyangkut hal tersebut. Ayat pertama: menyatakan bahwa mereka yang terlibat dalam Perang Badar menanyakan kepada Nabi Muhammad saw. tentang harta rampasan perang bagaimana membaginya dan kepada siapa dibagikan.
Allah swt memerintahkan Nabi saw. menjawab bahwa: “Harta rampasan perang itu adalah milik Allah swt., karena Allah swt. yang menganugerahkan kemenangan kepada kaum Muslim, sedang Rasul saw. diberi-Nya wewenang untuk membaginya sesuai petunjuk-Nya.” Sebab itu, lanjut ayat di atas, bertakwalah kepada Allah swt., patuhi perintah-Nya, baik yang diperintahkan-Nya secara langsung maupun melalui Rasul-Nya, dan janganlah bertengkar, tetapi perbaikilah hubungan antara sesama kamu. Jika memang kamu adalah orang-orang mukmin yang telah mantap keimanan dalam hatinya, maka laksanakanlah petunjuk di atas.
Ayatkedua : menjelaskan sifat mereka yang telah mantap ke- imanannya, yaitu antara lain apabila disebut nama Allah swt. gentar hati mereka- karena mereka sadar akan kekuasaan dan keindahan serta keagungan-Nya- dan apabila dibacakan oleh siapa pun kepada mereka ayat-ayat-Nya, ayat-ayat itu menambah iman mereka dan itu menghasilkan rasa tenang menghadapi segala sesuatu sehingga hasilnya adalah hanya kepada Allah swt. mereka berserah diri. Ayat ketiga : menjelaskan amal-amal lahiriah mereka, yakni melaksanakan shalat secara bersinambung dan sempurna, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Allah swt. anugerahkan kepada mereka. Mereka itulah, menurut ayat keempat : yang merupakan orang-orang yang sempurna lagi mantap imannya. Bagi mereka derajat-derajat yang tinggi di sisi Tuhan Pemelihara mereka, serta memperoleh ampunan atas kesalahan-kesalahan mereka, juga rezeki yang mulia, yakni banyak, halal, serta memuaskan di dunia dan di akhirat nanti.
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK DARI SURAT AL-ANFAL, AYAT :1-4:
Pertama: Mukmin tidak terpengaruh dengan gemerlap kemenang- an, apalagi berselisih karena materi, tetapi selalu menjaga keutuhan dan persatuan umat.
Kedua: Mendengar nama Allah swt akan dapat menyentuh emosi seseorang dan membuka mata kepala dan hatinya yang pada gilirannya membangkitkan rasa takut dan kagum kepada-Nya, serta mendorongnya untuk patuh dan beramal saleh.
Ketiga: Iman dapat bertambah dan berkurang. Seorang mukmin bertambah imannya dengan Al-Qur’an, antara lain karena ayat-ayat al-quran mengandung mukjizat/bukti-bukti kebenaran sehingga setiap ayat yang turun atau berulang terdengar. maka ia menambah keyakinan pendengarnya tentang
kebenaran informasinya.
Keempat: Yang dinafkahkan manusia hanyalah sebagian dari Yang anugerah Allah swt., betapa pun banyaknya yang dinafkahkannya, karena selama ia hidup, ia membutuhkan, katakanlah udara yang juga adalah bagian dari rezeki Allah swt. sehingga kalau semua hartanya ia nafkahkan, maka paling tidak ia masih memperoleh rezeki udara yang dihirupnya itu.
Kelima: Ada tiga bentuk amal orang mukmin yang dijanjikan tiga ganjaran:
a) Amal qalbu berupa iman dengan ganjaran ketinggian derajat
b ) Amal badan berupa shalat dengan ganjaran pengampunan Allah swt.
c) Amal harta berupa infak dengan ganjaran rezeki yang mulia.
#QS. Al- Hasyar . Ayat :7
===================
Sedangkan Ayat : 7, surat al-Hasyar, menjelaskan wewenang dan cara pembagian harta fa’i. Disini dinyatakan bahwa: Apa saja dari harta rampasan fa’i yang diserahkan Allah kepada Rasul-Nya dari harta benda yang berasal dari penduduk negeri-negeri dimana dan kapan pun, maka semuanya adalah milik Allah. Dia yang berwewenang membaginya. Dia telah menetapkan bahwa harta rampasan semacam itu menjadi milik Rasul, atau pemimpin tertinggi umat setelah wafatnya Rasul saw, para kerabat Rasul anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan Ibnu Sabil, yakni Orang-orang yang terlantar dalam perjalanan, supaya harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Karena itu, pesan ayat ini, lakasnakanlah ketetapan Allah Ini dan apa saja yang diberikan Rasul serta hukum-hukum yang ditetapkannya. Terimalah ia dengan senang hati dan laksanakanlah dengan tulus, sedangkan apa yang dilarangnya menyangkut apa pun, maka tinggalkanlah. Bertakwalah kepada Allah swt., yakni hindari segala hal yang dapat mengundang siksa dan pembalasan-Nya.Karena sesungguhnya Allah sangat keras pembalasan-Nya.
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK, adalah;
Pertama: Harta adalah milik Allah swt., Yang Mahakuasa itu menghendaki agar harta diperoleh dan digunakan sesuai tuntunan-Nya, Para pendurhaka enggan mengikuti ketentuan Allah swt. Dengan perampasan yang berada dalam genggaman mereka, maka ia kembali kepada Pemilik hakiki. Yakni Allah swt. lalu Dia memberikan-Nya kepada Rasul.saw. untuk digunakan sesuai tuntunan-Nya Karena itu, harta rampasan itu dinamai “Fa’i” yang secara harfiah berarti “Kembali”.
Kedua: Harta benda tidak boleh hanya menjadi . milik dan dan hanya beredar pada segelintir manusia atau anggota masyarakat tetapi ia harus beredar sehingga dinikmati oleh semua anggota masyarakat .Ini merupakan salah satu prinsip dasar Islam dalam bidang ekonomi agar tercipta ke- seimbangan peredaran harta bagi segenap anggota masyarakat, walaupun tentunya ini tidak berarti dihapuskan kepemilikan pribadi atau pembagiannya harus selalu sama.
HAKEKAT KEHIDUPAN INI
#QS. Al- Hadid ,ayat 20 dan 21