Kunjungan Kepala Ambassador/Duta Besar Kerajaan Prussia Rusia ke Candi Muara Takus sebagai Penguatan Nasional Heritage (Prasasti Cagar Budaya) Bersama Para Datuk dan Kesultanan Diradja Airtiris Melayu Kampar

Diambil dari sumber:
BATAM, MELAYUPEDIA.COM

Bahwa candi Muara Takus adalah sebuah situs candi Budha yang terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau. Di dalam kompleks candi ini terdapat beberapa bangunan yang disebut dengan Candi Sulung, Candi Bungsu, Mahligai Stupa, dan Palangka.

Para ahli berbeda pendapat terkait kapan candi ini didirikan. Ada yang mengatakan pada abad ke-7, abad ke-9, dan bahkan ada yang mengatakan abad ke-11. Meski demikian, diyakini bahwa Candi Muara Takus merupakan peninggalan peradaban Budha dari masa Kerajaan Sriwijaya.

Para ahli juga menganggap bahwa kawasan berdirinya candi merupakan salah satu pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Candi Muara Takus diperkirakan dibangun pada masa perkembangan agama Hindu dan Budha di Indonesia.

Meski demikian, asal-usul dari pendirian candi ini masih belum banyak ditemukan karena kurangnya bukti-bukti yang kuat. Candi Muara Takus diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Sriwijaya, yakni antara abad ke-4 hingga 11 M.

Candi ini merupakan candi Budha tertua di Indonesia yang ditemukan di Sumatera. Hal ini dibuktikan pada bentuk stupa yang merupakan lambang dari Budha Gautama.

Pada bangunan candi ini juga terdapat Yoni dan Lingga sebagai simbol dari jenis kelamin dan juga ada kemiripan arsitekturnya dengan candi-candi yang berada di Myanmar. Hal itu karena Candi Muara Takus merupakan perpaduan antara Budha dan Syiwa.

Adapun terkait penamaan Candi Muara Takus terdapat dua pendapat. Pertama adalah nama candi ini diambil dari nama sungai kecil yang bermuara di Sungai Kampar. Sungai kecil tersebut namanya adalah Sungai Takus.

Sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa penamaan Muara Takus diambil dari dua kata, yaitu Muara yang berarti tempat akhir dari aliran sungai, dan Takus diambil dari bahasa China yaitu Takuse.

Ta dalam bahasa China berarti besar sedangkan ku berarti tua atau kuil. Maka secara keseluruhan, Muara Takus memiliki makna sebuah kuil atau candi tua yang besar dan berada di muara sungai.

Apabila dilihat dari bentuk dan struktur Candi Muara Takus yang berupa stupa, candi ini diperkirakan digunakan sebagai tempat peribadatan dan ritual dari umat Budha saat itu, terutama Budha Mahayana.

Harapan, semoga kunjungan Kepala Ambassador/Duta Besar Kerajaan Prussia Rusia ke Candi Muara Takus ini, sebagai Penguatan Nasional Heritage (Prasasti Cagar Budaya) Bersama Para Datuk dan Kesultanan Diradja Airtiris Melayu Kampar. (Abah Queenfaz)